Pembenaran yang disalahartikan

pixabay.com

 Secara Kamus Besar Bahasa Indonesia pembenaran adalah proses,cara, perbuatan membenarkan, yang kalau diartikan mungkin, suatu cara dan proses untuk membenarkan suatu tragedi, peristiwa atau hal yang berhubungan dengan apa yang akan dibahas dan dijadikan topik.

 Sempat heboh beberapa waktu lalu kasus plagiarisasi Afi, penulis muda yang melambung namanya karena tulisannya yang berjudul warisan, memang terlihat sangat natural pada awalnya, sebelum itu terbongkar dan sempat membantah sih, tapi akhirnya mengaku dengan memposting pembenaran, jika menurut saya kata-katanya sedikit memaksa(dalam artian, memaksakan pembenarannya untuk disetujui) dan terkesan arogan.

 Memang kita semua pernah mencontek, bahkan sering, tapi tidak semua orang di dunia menjadikan mencontek sebagai tradisi mereka. Saya jujur sejak kecil ditanamkan untuk jangan mencontek oleh ibu saya. Saya menuruti dan saya tidak pernah mencontek di Sd, pula mencontekan(jadinya, saya selalu dikatai pelit, heheh), Smp masih memegang prinsip(sedikit goyah sih, beberapa kali terpaksa juga mencontek), pada Smk lah prinsip anti mencontek dan mencontekan saya hilang dan buyar semuanya(just a little bit confession, heheh).

 Kembali lagi, ada pula pembenaran yang menyebutkan bahwa

Nakal dulu baru sukses.

 Jujur itu kata-kata paling bullshit yang pernah saya dengar seumur hidup saya, benar adanya memang, orang sukses sering bercerita mengenai masa lalunya yang nakal, bahkan menjadi bandar narkoba, tapi bung, mereka bukan diniatkan dan ingin nakal, mereka hanya tersesat dan belum menemukan jati diri dia yang sebenarnya. Jadi stop lah melontarkan kata ini untuk memebenarkan kenakalan kalian.

 Pembenaran memang sah saja, namun ada kalanya kita harus memperhatikan juga apakah pembenaran yang kita lontarkan tepat atau tidak, jangan sampai pembenaran kita malah berubah menjadi bentuk arogansi dan pemaksaan kehendak secara terselubung.

 Tulisan ini semata hanya pendapat pribadi saya yang terdalam, jika ada yang tersinggung atau merasa, refleksikan lah diri anda. Berdiri di kaca, lihat dan sadari apa yang salah dalam diri anda.