Apa itu Mental Illness? Bahaya, Film Joker Bisa Picu 'Gangguan Kejiwaan', Benarkah?
Sebelum kita jauh membahas mengenai filmnya, kita harus
paham dulu, apa sih maksud sebenarnya yang dikatakan sebagai penyakit Mental
Illness, dan seberapa bahayanya sih hal ini itu.
So, Don’t
fotget to Pray, Work, and Iqro
Secara garis besar
dan singkat, Mental Illness adalah sebuah penyakit gangguan jiwa yang
menyebabkan penderitanya sulit untuk memahami perilaku yang dianggap normal dan
tidak.
Jadi, sebenarnya penyakit ini bukan sesuatu
yang bisa dibanggakan, apalagi hanya untuk pamer di social media, hanya
berdasar mengikuti trend dan masuk di pasar trend itu sendiri.
Penyakit Mental Illness ini setelah saya riset
dan membaca beberapa artikel tergolong penyakit yang berbahaya jika dibiarkan
dan tidak dilakukan terapi. Penangannya sendiri harus dilakukan sejak dini.
Penyebab penyakit ini bisa muncul
dikarenakan stress dan depresi berlebihan dari si penderita, mengalami tekanan
mental, dan traumatik terhadap kehilangan sesuatu yang sangat berharga di
hidupnya.
Namun, yang harus di garis bawahi disini
adalah, bahwa Mental Illness bisa muncul selain faktor diatas, bisa juga
disebabkan oleh tekanan batin dari keluarga dan lingkungan sekitar yang berbelihan,
dll.
Mental Illness sendiri punya beberapa gejala
yang jelas ;
- Sering merasa sedih dan tidak punya harapan
- Munculnya keinginan mengakhiri hidup
- Tidak bisa mengendalikan diri sendiri
- Sering takut tanpa alasan
- Perubahan pola makan yang drastis
- Perubahan mood yang cepat
- Sering memikirkan suatu yang berlebihan
- Suka menyakiti diri sendiri
So, buat kalian yang merasa mengalami gejala diatas,
coba bisa kalian periksakan diri kalian ke dokter atau mungkin lakukan terapi
agar sembuh dari penyakit gangguan kejiwaan ini
Nah, sekarang kenapa film Joker bisa
dihubung-hubungkan dengan penyakit kejiwaan ini?
Karena, Joker yang diperankan Joaquin Phoenix
ini adalah seorang yang ‘gagal’ di kehidupan sosialnya. Diintimidasi,
terisolasi, dan dianggap ‘sampah’ oleh masyarakat. Mungkin dari pembangunan
karakter ini ada yang merasa bahwa,
“I Feel the same, I feel the same, then boom… “
Jika kita menilik pembangunan karakter joker
dari dulu adalah dengan cara memperlihatkan tawa yang tidak terkendali dan
tidak pada tempatnya, Example ;
*Orang Normal ; ketika melihat seseorang
menderita, berharap tolong, sudah sekarat, pasti naluri yang muncul adalah
belas kasihan dan berusaha menolong.
*Pembangunan Karakter Joker? Dia akan dibuat
menikmati setiap detik kematian orang tersebut dengan tawa terbahak dan nada
suara yang mengintimidasi.
Biasanya, kondisi joker adalah dia sering
tertawa dan menangis secara berlebih dan tidak terkendali, dimana ini adalah metode paling tepat untuk me- deliver
emosi kepada penontonnya, diperkuat dengan gesture dan tatapan matanya yang
sangat kuat dan kejam.
Dan satu lagi yang menjadi penambah tapi
sebenarnya kunci dari film ini?
Tone Warna dari Filmnya sendiri
Dengan membawa tone warna gelap, film ini
sangat berhasil menerjemahkan segala emosi dan depresi kepada penikmatnya.
Ini bagus dan brilian untuk sutradaranya, tapi tidak untuk penikmat yang sedang
mengalami stress berat dan depresi.
Jadi Poinnya adalah, Joker berhasil, sangat
berhasil dari segi film, karena film bisa dikatakan sukses bila emosi dalam
layar bisa ditransfer dengan baik kepada penontonnya. balik lagi, Joker just a movie, its entertain dan mereka berhasil dengan itu.
"8 menit apresiasi di Venice Film Festival ? it's huge achievement, and its prove this masterpiece is brilliant, thats it."
Tapi, untuk kalian yang mungkin kondisinya
sedang ‘tidak baik-baik saja’ bisa agaknya menahan diri menonton film ini
sampai kondisi kalian baik dan jernih.
Saya bukan ahli psikologis atau mental, whaetever it is, saya hanya awam yang menyampaikan pendapat saya tentang fenomena ini
nice info gan, OTW nonton filmnya
BalasHapusmantap gan ternotice setelah 2 tahun wkwkw
Hapus