Polemik Full day school, Kecemasan Ulama sampai terancam matinya Madrasah Diniyah

Polemik Full day school, Kecemasan Ulama sampai terancam matinya Madrasah Diniyah

Source : Pixabay.com

 Full day school menjadi polemik dan masalah tersendiri bagi beberapa kalangan, terutama untuk orang tua yang ingin atau sedang menyekolahkan anaknya di sekolah Madrasah Diniyah yang notabene kebanyakan dimulai ketika siang hari.

 Kekhawatiran muncul dari kalangan Nahdlatul Ulama, kalangan ulama khawatir kebijakan full day school akan mematikan Madrasah Diniyah, yang dimana menjadi sarana belajar untuk mempelajari islam lebih jauh dan detil, berharap dengan adanya Madrasah Diniyah dapat meningkatkan iman dan taqwa para siswa.

 Untungnya Bapak Presiden merespon dengan sangat cepat, dengan menyatakan bahwa kebijakan ini tidak mengharuskan sekolah untuk melaksanakannya, berarti hanya opsional, toh sekarang peraturannya pun masih digodok oleh pemerintah dan bapak presiden, jadi kekhawatiran para ulama dan orang tua bisa sedikit mereda.

 Terlepas dari kebijakan ini hanya opsional, tapi nyatanya banyak sekolah yang sudah melaksanakan dan berlomba-lomba untuk menjadi sekolah percontohan, di satu sisi bagus memang, tapi apakah memang kebijakan ini efektif untuk mendongkrak prestasi belajar siswa, karena dari perspektif saya sendiri, siswa itu bukan mesin, apalagi robot, mungkin kebijakan ini akan efektif bagi sebagian kalangan, lantas bagaimana untuk yang tidak cocok, mau diapakan? mau terus digenjot sampai otaknya overload? atau bagaimana ? 

 Saya pernah melihat satu postingan Instagram yang memperlihatkan dua anak kecil yang terbaring dengan masih memakai baju sekolah, berkucur keringat, sampai sepatu pun mereka lupa untuk lepas, karena saking kelelahannya, ditambah lagi kalau mereka harus mengejarkan pr dan belajar, akan jadi 2x lipat pasti itu capeknya.

 Menjadi masalah lagi, bagaimana bagi siswa yang menggemari hobi yang diluar hubungannya dengan sekolah, seperti bermusik, olahraga atau keahlian soft skill yang dapat menunjangnya ketika besar nanti, karena ketika mereka besar nanti yang lebih dibutuhkan bukan hanya hard skill, tapi soft skill pun sangat dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan yang lebih spesifik.

Source : Pixabay.com
 Seperti yang pernah saya kutip di postingan saya yang sebelumnya, sebijaknya pemerintah bisa lebih menggondok dan memikirkan lagi bukan hanya dari sisi prestasi, tapi dari sisi kesiapan mental, kesehatan, dan perkembangannya dari siswa itu sendiri . karena berulang kali saya katakan, yang paling penting itu adalah MOTIVASI, karena mau siswa digodok bagaimanapun, jika dalam diri siswanya tidak ada MOTIVASI untuk berubah atau belajar, maka hasilnya akan sama saja, malah akan memperburuk.

 Tidak ada yang salah dalam kebijakan pemerintah ini, bila kita berkaca pada negara maju, seperti korea selatan atau jepang yang sudah terlebih dahulu menerapkan full day school, yang mungkin menjadi salah satu faktor penyebab meroketnya perkembangan teknologi mereka, siapa yang tidak tergoda coba? Wajar memang, tapi sebaiknya digodok lagi, karena di kalangan awan lebih banyak melihat sisi negatif dari kebijakan ini. Terlepas dari itu semua, saya hanya berharap pemerintah dapat lebih mencanangkan program yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa menjadi lebih baik, kalau motivasi siswa meningkat, mau full day school atau kebijakan lainnya pasti akan bekerja sesuai dengan target yang ditentukan.

Source : Pixabay.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuntilanak Bisa Digebuk Pakai Sapu? Inilah 5 Bukti Hantu Gak Bikin Takut, No. 2 Gak Nyangka

Mengejutkan, Tentara India Temukan Bukti Asli 'Siluman' Yeti itu Ada, Awalnya Biasa Lalu...

Emang Cuma Indigo Doang? Inilah 5 Bukti Asli Semua Orang Bisa Lihat Hantu, No. 4 Terbukti!